This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tuesday, January 29, 2013

LIDAH SEHAT HATI SEHAT

Para pembaca yang budiman! Perhatikan bagaimana Allah menciptakan lidah. Dengan lidah itu kalian bisa merasakan apa saja. Manis, pahit, asam, getir, hambar dan lain sebagainya. Pertanyaannya, mengapa kamu bisa membedakan semua rasa itu? Ketika gula yang kalian makan, manislah rasanya. Ketika asam yang kalian kunyah, masamlah rasanya. Ketika garam yang ada di lidah, asinlah rasanya. Mengapa? Jawabannya sederhana saja. Karena kita lidah kalian SEHAT. Coba misalkan lidah kalian sakit sariawan, selain rasanya sakit dan perih, kalian juga akan tersiksa karena semua makanan dan minuman yang kalian masukkan ke mulut menjadi tidak enak.
          Ciptaan Allah yang bernama lidah itu tidak jauh beda dengan yang namanya hati. Hati juga tempat merasakan sesuatu yang abstrak. Dan apa yang terasa dalam hati itu kita sebut perasaan.
Sama halnya lidah, hati pun bisa sakit, bisa juga sehat. Hati yang sakit adalah hati yang merasa tersiksa. Selalu berperasaan tidak nyaman. Bukan hanya karena suasana yang tidak nyaman bahkan suasana yang indah pun akan terasa tidak nyaman. Itulah hati yang sakit.
Hati yang sakit akan memberi respon negatif terhadap apa yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga  dan dilakukan oleh anggota tubuhnya. Saat awal bulan saat penerimaan gaji. Hati yang sakit akan merasa selalu kurang. Merasakan ketidak adilan. Merasa kurang puas dan sebagainya. Rumah yang indah dan megah pun akan terasa sempit dan jelek manakala hati sedang sakit. Teman teman yang dekat pun akan terasa seperti musuh. Kebencian lah yang timbul dalam hatinya. Merasa iri, cemburu. Apa yang dimiliknya terkadang disombongkannya. Dan itulah semua sebagian dari penyakit hati.
Sebaliknya hati yang sehat akan senantiasa damai dengan karunia Allah yang tiada ternilai. Bahkan hati yang sehat sekali akan dipenuhi rasa sabar atau bahkan bersyukur manakala terjadi suatu peristiwa yang secara umum tidak enak. Gaji tidak naik tidak protes. Bahkan bersyukur karena masih mendapat gaji. Bagaimana seandainya kalau sudah di PHK? Bukankah habis sudah karirnya. Seandainya di PHK pun mungkin masih disyukuri karena Allah pasti akan menjadikannya lebih baik setelah keluar dari tempat kerjanya. Itulah hati yang sehat. Penuh rasa sabar dan syukur. Semoga Allah menyehatkan lidah dan hati kita semua. Amin.

Friday, January 25, 2013

BERGURU PADA MURID

Dalam pepatah jawa ada ungkapan “Kebo nyusu gudel”. Dalam bahasa indonesia diterjemahkan bebas “Kerbau menyusu pada anaknya”. Sangat jelas maknanya. Orang tua menyandarkan sesuatu kepada anaknya. Terjemah bebasnya bisa saja seorang guru yang berguru pada muridnya. Ya, kenapa tidak. Sah sah saja seorang guru yang lebih tua usianya bertanya atau menimba ilmu kepada muridnya yang masih muda usianya.
          Hari ini saya telah berguru pada murid kesayangan saya. Namanya Handaru. Sekarang dia kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya semester 5. Sekitar 7 tahun yang lalu dia masih kelas 8 SMP Al Hikmah Surabaya. Tentu saja saya adalah salah seorang gurunya.
          Begini ceritanya. Menjelang sholat jumat saya menyapa dia. Lalu selepas sholat jumat saya kembali menyapanya dan duduk disebelahnya. Di dalam masjid yang masih penuh dengan jamaah, awalnya saya tanya kabarnya. Bagaimana pula kabar ayah ibu dan adik adiknya semua. Lalu dia bercerita tentang semua anggota keluarganya. Lalu saya tanyakan tentang perkuliahannya. Saat ini dia sedang menempuh semester pendek.
          Lalu masuklah saya pada hal ihwal dunia kedokteran. Saya pun tidak malu padanya untuk menanyakan banyak hal tentang dunia kedokteran. Tentang anatomi, tentang bedah, tentang spesialisasi, tentang PTT, DM, penyakit dan banyak hal yang akhirnya saya ketahui dalam durasi waktu sekitar 30 menit. Ketika masjid telah tampak sepi saya dan dia pun akhirnya harus mengakhiri obrolan asyik tadi. Rasanya tidak puas untuk mengetahui dunia kedokteran. Sambil saya temani dia menuju lobby masjid saya masih juga bertanya pada Handaru.
          Akhirnya kami pun berpisah. Saya doakan dan motivasi dia semoga segera sukses. Dia bilang, Insya Allah 5 atau 6 semester lagi dia sudah menjadi seorang dokter. Alhamdulillah. Yang tidak lupa saya pesan ke dia, sampaikan salam saya buat ayah ibu dan semua adik adiknya. Kalau ada kesempatan Insya Allah saya akan bersilaturrahiim ke kediaman dia.

Thursday, January 24, 2013

HIDUP INI ADALAH KARENA KEBETULAN

“Ibu, Mbah… saya pamit ya. Doakan saya. Saya akan merantau ke Surabaya. Saya tidak akan pulang ke desa ini kalau saya belum berhasil”…. Itulah kata-kata saya pada Ibu dan nenek saya tercinta ketika saya membulatkan tekad untuk mengubah nasib. Dari yang berpenghasilan kecil dan tidak pasti menuju penghasilan besar dan lebih pasti. “Ya nak, kami doakan kamu berhasil”, begitulah doa orang tua yang juga sangat mencintai saya.
            Bismillah! Saya pun berangkat menuju Surabaya. Tiada keraguan dalam benak saya. Tidak menoleh ke belakang lagi. Dengan hanya membawa satu tas berisi pakaian dan alquran, saya percaya diri bahwa saya Insya Allah akan berhasil.
Dengan berbekal pengalaman pernah tinggal di Surabaya sekitar 5 bulan lamanya, saya mulai menelusuri Surabaya. Setiap Sabtu saya beli Jawa Pos untuk mendapatkan informasi lowongan pekerjaan. Hari Senin biasanya saya isi dengan mengirim surat lamaran pekerjaan.
Sehari-harinya saya lalui dengan kegiatan seperti halnya saya tinggal di desa. Salah satunya solat di masjid. Ternyata sudah menjadi image bahwa sebagian masjid itu keamanannya tidak terjamin. Setelah beberapa kali solat di masjid, Innalillahi….sandal saya hilang. Ya terpaksa saya harus pulang tanpa sandal. Tentu saja solusinya harus membeli sandal baru. Tentu dengan musibah itu tidaklah menyurutkan niat untuk solat lagi di masjid. Setelah beberapa kali solat, Masya Allah…..sandal saya hilang lagi. Ya mau diapakan lagi kalau sudah hilang. Ya beli sandal lagi tentunya. Belum sebulan tinggal di Surabaya sudah kehilangan sandal dua kali. “Mungkin itu pertanda kamu akan sukses” hibur teman saya. Setelah hampir sebulan saya di Surabaya, saya tidak lagi bisa mengirimkan surat lamaran karena sudah tidak ada lagi lowongan yang sesuai dengan pengalaman dan keahlian saya. Oh nasib!
Dari sekian banyak surat lamaran yang saya kirim, Alhamdulillah, ada perusahaan yang menghubungi saya untuk mengikuti tes interview. Di sela-sela interview itu saya  menyempatkan solat duhur di masjid Al Akbar Surabaya. Setelah solat saya berjalan di serambi masjid. Melihat lihat informasi. Pada papan pengumuman ada informasi lowongan pekerjaan. Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah mencari beberapa orang guru bidang studi. Melihat persyaratannya kualifikasi saya masuk kecuali “sudah menikah”. Ya sudah saya simpan alamatnya di HP Nokia  3315 saya. Saya pun berfikir “Masak saya jadi guru lagi? Lembaga ini tidak jauh beda dengan lembaga tempat saya mengajar sebelumnya. Boleh jadi gajinya ya segitu gitu saja. Ya sudahlah.
Waktu pun berlalu. Perusahaan yang sempat mewawancarai saya akhirnya menghubungi saya untuk mengikuti training sebagai bagian rangkaian seleksi. Maka ikutlah saya training beberapa hari di kota Batu. Setelah pelatihan usai saya bertanya pada panitia “Kapan kami akan dipekerjakan?”. Panitia menjawab bahwa dalam waktu dekat akan dihubungi lewat telephon. Jika tidak dihubungi berarti peserta tidak lolos.
Merasa kesempatan untuk bekerja semakin kecil, sempat terbersit dalam pikiran saya untuk bekerja sebagai apapun. Jadi office boy pun tidak masalah, asal saya bisa bekerja. Tapi apa ya tidak malu. Sarjana dobel dobel kok jadi office boy. Maka saya buka kembali HP saya. Saya lihat kembali alamat YLPI Al Hikmah. Saat itu waktu pengiriman lamaran sudah tinggal sehari. Maka malam itu saya segera membuat surat lamaran untuk saya kirimkan keesokan harinya.
Gayungsari adalah alamat YLPI Al Hikmah. Merasa saya mengenal daerah itu dan mengingat waktu pengiriman mendekati batas akhir, maka saya tidak mengirimkan lewat kantor pos. Surat itu saya bawa langsung ke alamat surat.
Ya Allah kok sepi begini ya. Mungkin ini rumah ketua yayasannya. Saya ucapkan salam namun tiada jawaban. Karena niat dan tujuan saya memasukkan surat lamaran, maka surat itu tetap harus sampai ke alamat yang ada. Ya sudah saya masukkan saja ke dalam kotak surat yang menempel di pintu gerbang. Masya Allah! Suratnya tidak masuk karena amplopnya ukuran folio. Ya sudah saya letakkan di atasnya saja. Lalu saya pergi meninggalkan tempat itu. Biar sajalah. Semua terserah Allah mau diapakan surat itu. Pokoknya saya pasrah saja.
Waktu pun berlalu. Seminggu sudah saya tiada punya kegiatan selain kluyuran tidak jelas. Tiba tiba ada panggilan telephon masuk ke HP saya. “Asalamu alaikum! Ini benar Bapak Eko Agus Widjaja? Ini dari YLPI Al Hikmah. Surat lamaran Bapak sudah masuk ke kami dan memenuhi syarat untuk tes wawancara. Bapak kami minta datang besok pagi di alamat Jalan Gayungsari IV nomer 25. Lokasinya dekat masjid Pak”. Begitulah kira kira suara itu saya dengar. Alhamdulillah ada panggilan.
Keesokan harinya sesuai dengan permintaan, saya mempersiapkan diri kemudian menuju ke lokasi. Dengan sepeda motor pinjaman saya menuju ke alamat dimana saya memasukkan surat dahulu. Setelah merapikan diri di belakang masjid Al Akbar Surabaya, saya langsung meluncur ke Jalan Gayungsari IV nomer 25.
Akhirnya sampailah saya di lokasi saya memasukkan surat. Ternyata rumah itu sepi seperti dahulu. Kok sepi ya? Apa belum dimulai acaranya. Kan ini tepat jam 8. Saya tunggu barang sebentar. Merasa asing dengan suasana sepi itu saya memberanikan diri untuk bertanya kepada seorang tukang becak yang ngetem tidak jauh dari sana. Ketika saya tanya apakah ini benar kantor YLPI Al Hikmah, Jalan Gayungsari IV nomer 25, maka tukang becak itu menjawab bukan. Kalau ini gang 2. Lalu? Mas terus saja ke utara lalu belok kiri. Lurus saja sampai ada masjid. Nah di depan masjid itu kantornya Al Hikmah.
Allohu Akbar! Masya Allah…. Dulu kan saya memasukkan surat ke sini. Tapi kok saya bisa di panggil. Allahu Akbar! Ternyata Allah yang telah menolong saya melalui pemilik rumah gang 2 tadi. Sungguh, ini adalah karunia besar yang saya terima. Allah telah mengenalkan saya pada Al Hikmah dengan caraNya yang luar biasa yang saya tidak habis pikir bisa seperti itu. Dan waktu terus bergulir sehingga sampai akhirnya saya bisa mengikuti seluruh tes seleksi dan diterima di YLPI Al Hikmah. Subhanallah!
Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih memiliki komitmen yang kuat untuk menjadi bagian dari lemabaga dakwah Al Hikmah tercinta. Semoga saya bisa memberikan karya terbaik bagi Allah SWT melalui Al Hikmah. Amin!
Apapun yang terjadi dalam perjalan hidup saya semuanya adalah kehendak Allah. Dan kehendak Allah itu sudah betul, tidak salah. Yang saya rasakan tidak enak sudah betul menurut Allah. Yang tidak enak juga sudah betul. Ah… hidup saya ini memang serba kebetulan, bukan serba kesalahan. Terima kasih ya Allah! Engkau sudah betul dalam mengatur skenario hidupku. I love You!

HAJJ EXPERIENCE (TMT GRADE 8)

“Isn’t this a beautiful hotel?” she said her etched face spoke of pain and suffering she had endured, but her shiny eyes spoke of resilience and acceptance. “Yes, it is,” I said praying my voice did not reveal the truth that I and my privileged party coming from California were about ready to walk over and file a complaint with our travel agent for poor accommodations. This was the filthiest hotel any of us had ever seen. I looked over to my sister who was also performing Hajj, the year was 2004, and we both stood there looking at this woman and feeling ashamed that we had lost sight of the reason we were there.
Each person’s Hajj experience is phenomenally different. Yet the principles of Hajj are the exact same for everybody. The intention for Muslims is to perform this pillar of the religion, going to Mecca, at least once before they die. I was young, 27 years of age, compared to the ages around me, people of 40, 50, and older. Most wait to perform Hajj later in life, some wait to first perfect all other pillars such as fasting and praying, while others wait to save for the expensive trip, I was given the trip as a gift by my husband. With that point said, and as anything in life when handed to you, one simply takes it for granted. I sadly and humbly regret that I went with an immature eye and heart. However being a writer I did make numerous observations about those that were performing Hajj and I had more than a few memorable moments.
First, passion, people wanted to fulfill every step of the Hajj to perfection. I received the greatest opportunity to touch the Kaaba, crossing between brute burly men that were elbowing and jostling to try to come close to the cube; my party felt a surge of adrenalin and purpose. Armed guards stood at the very front of the Kaaba and when we, a group of California Muslim women, came close they asked us to leave a few times before they realized we weren’t going anywhere and allowed us to touch and kiss the Kaaba. It was at that moment that I felt a surge of something moving inside me, not so much that I was so near the cube draped in the finest black cloth, but that I was touching the symbol I have spent all my years facing and praying towards. The Kaaba is the most sacred site in Islam. The Quran states the Kaaba was constructed by Abraham and his son Ishmael, as ordered of them by God over 1400 years ago. The cube has a mosque built around it. All Muslims around the globe face the Kaaba during the five prayers, every day. I later looked back and realized what brave women we were to get through the chaos of those circling the Kaaba and those that have spent their entire lives waiting to touch the sacred cube. We held hands tight and quickly forced our way away from the crowds and to the safety of the outskirts where we could gaze on the beauty of the cube from afar.
The second thing I noticed was charitable people, who were so giving of themselves. I injured my ankle while walking around the Kaaba, you are required to walk seven times around the Kaaba in a counter clockwise direction, this is done numerous times. A crowd of different colors and nationalities that were all devoid of any socioeconomic markers came to help. Men during Hajj wear two pieces of white cloth. Women usually wear simple modest clothing. Those people that encircled me could of ranged from peasants to princes and I will never know anything about them but their kindness.
Lastly, I was touched by the humility people exuded, weeping big gasping echoing sobs for forgiveness, pain, regret, and strength seeking it only from their lord. I want to say that through these observations Hajj did change me. I did learn so much about my physical and emotional abilities, and I got a rare glimpse of people behaving at their best.

Written by : Ghada Bedai. Ghada was born in Cairo, Egypt and lived there to the age of four before coming to the United States at such a young age. She feels immensely blessed that she has been immersed in the traditions of a different culture, and able to tap into another world in her creative endeavors. She finds that her children inspire her by the simplicity that they perceive the world. From that, she is able to let go of her complex views and see the world simply as it is.

Tuesday, January 22, 2013

AYO MENCINTAI NABI MUHAMMAD SAW

Pagi ini saya sampaikan pada anak-anak saya di kelas tentang Nabi Muhammad SAW yang pada tanggal 12 Robiul Awal diperingati hari kelahiran beliau. Kami baca surah Al Fiil dan sholawat untuk mengenang dan mendoakan serta memuji beliau. Anjuran saya : Perbanyaklah baca sholawat buat belaiu. Semoga kita dapat syafaat beliau di hari qiyamat.

Saya sampaikan pada anak-anak bahwa Rosulullah SAW sangat peduli pada kita semua. Pada kalian semua ummatnya. Ketika beliau mau wafat beliau sebut ummatnya. Kelak ketika beliau dibangkitkan pun yang dicari juga ummatnya. Subhanallah! Alangkah cintanya beliau pada kita semua. Maka sangat wajib bagi kita untuk mencintai beliau SAW.

Anak anakku yang tercinta….

Alquran dan Assunah adalah pedoman hidup orang Islam. Kalau kita memperhatikan keduanya, alngkah tebalnya. Seakan terasa sulit untuk melaksanakan ajaran agama. Tidak! Tidaklah susah. Jangan melihat tebalnya sumber hukum itu. Lakukan saja apa yang sudah kita terima dari para guru kita. Setiap kali beraktifitas, selalu kaitkan dengan perilaku Nabi Muhammad SAW. Bagaimana Rosulullah SAW bangun tidur, masuk keluar kamar kecil, makan minum dan lain lain. Dengan begitu kita sudah termasuk orang yang mencintai Nabi SAW karena meniru perilaku beliau yang baik baik itu. Ayo! Tirulah perilaku beliau. Insya Allah kalian akan selamat.

Dengan cara seperti itu semoga tumbuh rasa cinta yang mendalam kepada Sayyidina Muhammad SAW. Kalau kita mencintai sesama, mungkin hanya beberapa tahun saja. Tapi kecintaan ummat kepada Nabi Muhammad SAW akan berlaku sepanjang masa. Sudah lebih dari 1400 tahun ummat masih mencintai beliau. Jangan berhenti mencintai beliau. Senandungkan selalu sholawat. Allohumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi washohbihi ajma’iin. Alhamdulillahi robbil ‘alamiin. Amin!

JANGAN MENUNGGU DIKEJAR ANJING

Inspirasi ini muncul justru karena saya tidak tahu harus menulis apa kali ini. Seorang teman sempat menanyakan “Apa ispirasi hari ini?”. Ya saya jawab saja bahwa saya belum dapat inspirasi. Lalu saya sempat berfikir dan merenung “Mau menulis apa saya hari ini?”. Bukankah saya sudah punya komitmen untuk menulis satu hari satu karya walaupun hanya satu paragraf. Maka inilah tulisan saya hari ini.
Kondisi saya yang sedang terdesak ini menjadi inspirasi saya untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Memang dalam beberapa kesempatan terdesak kita menjadi memiliki kemampuan untuk menuangkan ide, untuk melakukan sesuatu yang tidak kita pikirkan sebelumnya. Ada sebuah ilustrasi mudah : kalau kita diadu berlari sama seekor anjing, boleh jadi kita akan ketinggalan. Namun ketika kita terdesak, tepatnya ketika kita dikejar anjing, maka kita pasti berlari lebih cepat daipada anjing itu. Ya, kesimpulannya keterdesakan itu menumbuhkan kemampuan.
Kondisi tersebut menginspirasi kita untuk merenung bahwa kita sebenarnya pasti punya potensi. Hanya saja mampukah kita menumbuhkan potensi itu lalu bisa kita gunakan dalam kondisi yang longgar tanpa menunggu saat terdesak. Maka mungkin nasehat baik bagi kita semua adalah bahwa kita harus bekerja keras untuk berfikir melakukan sesuatu sebelum sampai kepada keadaan yang mendesak. Asala mau berlatih setiap waktu secara kontinyu, Insya Allah akan ada ide ide cemerlang bagi kita. Amin!

Monday, January 21, 2013

SABAR + SYUKUR = BAHAGIA

Hidup ini isinya dua saja. Semuanya berpasangan. Ada laki laki ada perempuan. Ada langit ada bumi. Ada hitam ada putih. Ada suka ada duka. Ada senang ada susah. Ada kaya ada miskin. Ada sejahtera ada menderita. Pokoknya selalu begitu. Jadi sebenarnya yang kita hadapi dalam hidup ini tidak terlalu rumit sekali. Oleh karena itu solusinya pun tidak susah susah banget.
Solusi dari semua yang kita hadapi dalam hidup di dunia ini ya SABAR dan SYUKUR saja. Setiap langkah kita dalam hidup ini pasti dan pasti ketemu enak dan tidak enak. Itulah romantika hidup di dunia. Kalau mau menurut apa yang dinasehatkan oleh Rosululloh SAW, sebenarnya dua bekal tadi sudah cukup dalam mengarungi hidup ini. Beliau pernah mengagumi orang beriman yang punya dua karakter tersebut dalam sabdanya : Sungguh mengagumkan perihal seorang mukmin. Semua urusannya menjadi baik, dan hal itu tidak terjadi pada seorangpun kecuali orang mukmin. Jika mendapatkan kegembiraan, ia BERSYUKUR , dan hal itu adalah suatu kebaikan baginya. Jika mendapatkan musibah, ia BERSABAR, dan hal itu adalah suatu kebaikan baginya.” (HR. Muslim). Kita semua yakin seyakin yakinnya bahwa konsep Nabi Muhammad SAW tersebut tidak salah, tidak luput dan pasti benar. Nah tunggu apalagi. Jadi kalau ada sesuatu yang tidak menyenangkan hati ya bersabarlah. Kalau ada yang menggembirakan hati ya bersyukurlah. Insya Allah dengan begitu hati akan tenang dan hidup kita pasti akan bahagia karena kita menurut apa yang dinasehatkan Rasululloh, panutan seluruh umat.   

Friday, January 18, 2013

BISA KARENA BIASA

Sejak kecil kita semua suka makan. Kalau sekedar cuma suka makan pastilah semua orang bisa. Pernahkah terpikir dalam diri kita bahwa kita juga seharusnya suka memasak? Hmmm.... tidak semua orang tentunya. Apalagi seorang laki laki. Kalau ditanya mengapa? Jawabnya mungkin "Saya tidak bisa". Ya... memasak memang bukan sebuah keharusan bagi laki laki. Tapi kalau tidak ada yang memasak ya mau makan apa?  Solusinya ya membeli di warung atau rumah makan atau restoran.
Sudah cukup lama kita semua mengenal juru masak laki laki. Chef laki laki cukup mendominasi di dapur hotel atau restoran ternama. Entah mengapa. Apakah memang rasa akan berbeda dengan masakan wanita? Unik memang kalau juru masak adalah seorang laki laki.
Yang perlu kita belajar adalah bahwa dunia memasak yang sejak dahulu didominasi wanita justru sekarang yang banyak muncul di televisi adalah kaum laki laki. Artinya, kalau kita semua mau belajar ya kita pasti bisa. Para chef laki laki itu ya asalnya sama dengan yang lain. Tidak bisa apa apa. Lalu para chef itu berlatih dan mempraktikkan semua teori memasak hingga akhirnya mereka bisa. Jadi hanya karena terbiasa saja kita semua bisa. Maka, bukan hanya memasak saja yang harus dibiasakan. Semua kebaikan itu awalnya juga susah. Asal sudah terbiasa Insya Allah kita semua pasti bisa.

Thursday, January 17, 2013

FALSAFAH PERAN WALI KELAS (#3 : Sharing Pengalaman Saja)

Lihat dan perhatikan ayam yang sedang mengerami telurnya. Sekitar tiga minggu sang ayam mengerami telur telurnya. Dengan sabar dan istiqomah, sang induk menghangatkan telur telurnya. Hingga tiba waktunya, maka menetaslah semua telur telur itu menjadi anak anak ayam. Alhamdulillah, sang induk telah sukses melaksanakan tugasnya. Sang induk telah mencetak generasi unggul. Sehat jasmani dan rohani.
Gambaran ayam mengerami telurnya sama halnya dengan sang wali kelas yang “mengerami” murid muridnya. Maka wali kelas wajib menjaga dan menunggui murid muridnya agar “menetas” dengan baik. Wali kelas harus peduli dan penuh perhatian kepada para muridnya. Harus sabar dalam melayani para muridnya. Dengan karakter wali kelas yang seperti itu, maka besar kemungkinannya para siswa yang menjadi tanggung jawabnya akan meraih keberhasilan di akhir tahun pembelajaran. Baik itu nilai akademis maupun kekuatan karakter yang baik. Selamat “mengerami” wahai para wali kelas!

WALI KELAS ITU POWERFUL (#2 : Sharing Pengalaman Saja)

Para wali kelas adalah sosok hebat manakala mampu melayani para orang tua dengan pelayanan yang baik terkait dengan putra putri mereka. Hebat bukan hanya di mata para orang tua tetapi juga di hadapan semua civitas akademika dan masyarakat pada umumnya. Secara ekonomi layanan pendidikan adalah produk sekolah. Oleh karena itulah maka pelayanan kepada pengguna jasa sekolah harus sebaik baiknya.
                Nah, dengan record selama satu semester atau bahkan dua semester menemani para siswa di dalam kehidupannya di sekolah TERNYATA wali kelas itu powerful sekali. Punya kekuatan untuk mempengaruhi para orang tua yang boleh jadi punya derajat sosial lebih tinggi. Manakala para orang tua meminta pendapat terkait putra putrinya, maka seorang wali kelas akan sangat diperhatikan kata katanya. Apa yang disarankan akan menjadi kalimat sakti untuk dilaksanakan para orang tua. Untuk itulah diperlukan keahlian dalam berkomunikasi agar pelayanan kepada para orang tua semakin baik. 
Pada suatu hari di saat penerimaan raport tiba, datang dua orang Bapak yang sangat di kenal di sekolah saya. Maklum beliau berdua adalah para direktur perusahaan nasional ternama yang berpusat di Surabaya. Beliau berdua datang pada waktu yang sama, tujuan yang sama serta pertanyaan yang sama pada saya selaku wali kelas anaknya. Beliau berdua bertanya apakah putra beliau beliau itu perlu di les kan, maksudnya tambahan belajar di luar seperti ikuta bimbingan belajar. Maklum anak anak itu sudah naik ke kelas 9, sehingga bayangan UNAS sudah ada di benak beliau. Maka saya sarankan saja agar anak anak beliau berdua itu di les kan saja. Tentu bukan tanpa alasan saya menyarankan hal tersebut. Saya sudah mengenal pola belajar kedua anak tersebut. Intinya kalau tidak di les kan maka anak anak tersebut tidak akan belajar. Tujuan les bukan semata mata tambahan pengetahuan saja, namun juga sebagai tempat belajar. Artinya kalau tidak les agaknya susah untuk belajar. Alhamdulillah beliau berdua menerima saran saya hingga akhirnya kedua anak tersebut sukses UNAS dan diterima di SMA ternama di Surabaya.  

Wednesday, January 16, 2013

PERAN WALI KELAS (#1: Sharing)

Idealnya, di semua sekolah, seorang wali kelas punya peran yang sangat penting dan utama. Bagaimana tidak. Wali kelas lah yang senantiasa berkomunikasi dengan para orang tua atau wali dari para siswa yang ada di dalam kelasnya. Sedangkan para orang tua adalah pengguna utama jasa pendidikan sekolah. Dalam hal ini untuk mengajar dan mendidik putra putri beliau.
Nah, terkait dengan itulah maka sosok wali kelas punya kewajiban untuk menjaga nama baik sekolah dengan memiliki standard kompetensi seorang wali kelas khusnya kemampuan berkomunikasi dengan para orang tua. Boleh jadi para orang tua tidak mengenal seluruh civitas akademi di sekolah, namun dengan mengenal wali kelasnya para orang tua sudah bisa menilai seperti apa sekolah tempat anaknya belajar. Itulah mengapa wali kelas harus punya nilai baik di hadapan para orang tua. Bukan untuk mencari muka secara pribadi tetapi secara institusi. Mengapa? Ya karena seseorang disebut wali kelas manakala dia menjadi bagian dari sekolah.
Para orang tua yang ingin mengetahui bagaimana perkembangan akademis dan non akademis putra putrinya pasti akan bertanya langsung kepada wali kelas. Oleh karena itulah maka wali kelas harus memiliki data data pendukung untuk bisa menjawab pertanyaan orang tua. Bahkan tidak cukup data data numerik saja, misalnya nilai, namun juga data data empirik berupa pengamatan terhadap perilaku keseharian para siswa serta berbagai macam catatan yang terkait dengan perilaku siswa. Dengan memiliki modal seperti itulah seorang wali kelas akan mampu melayani dengan baik para orang tua. Boleh jadi kepuasan orang tua terhadap layanan wali kelas akan menjadi media pemasaran yang baik bagi produk sebuah sekolah. Bagaimana? Ada pendapat lain?

Tuesday, January 15, 2013

HIDUP YANG SERBA KEBETULAN (#4-Habis : Sepenggal Kisah Sukses)

Waktu pun berlalu. Seminggu sudah saya tiada punya kegiatan selain kluyuran tidak jelas. Tiba tiba ada panggilan telephon masuk ke HP saya. “Asalamu alaikum! Ini benar Bapak Eko Agus Widjaja? Ini dari YLPI Al Hikmah. Surat lamaran Bapak sudah masuk ke kami dan memenuhi syarat untuk tes wawancara. Bapak kami minta datang besok pagi di alamat Jalan Gayungsari IV nomer 25. Lokasinya dekat masjid Pak”. Begitulah kira kira suara itu saya dengar. Alhamdulillah ada panggilan.
Keesokan harinya sesuai dengan permintaan, saya mempersiapkan diri kemudian menuju ke lokasi. Dengan sepeda motor pinjaman saya menuju ke alamat dimana saya memasukkan surat dahulu. Setelah merapikan diri di belakang masjid Al Akbar Surabaya, saya langsung meluncur ke Jalan Gayungsari IV nomer 25.
Akhirnya sampailah saya di lokasi saya memasukkan surat. Ternyata rumah itu sepi seperti dahulu. Kok sepi ya? Apa belum dimulai acaranya. Kan ini tepat jam 8. Saya tunggu barang sebentar. Merasa asing dengan suasana sepi itu saya memberanikan diri untuk bertanya kepada seorang tukang becak yang ngetem tidak jauh dari sana. Ketika saya tanya apakah ini benar kantor YLPI Al Hikmah, Jalan Gayungsari IV nomer 25, maka tukang becak itu menjawab bukan. Kalau ini gang 2. Lalu? Mas terus saja ke utara lalu belok kiri. Lurus saja sampai ada masjid. Nah di depan masjid itu kantornya Al Hikmah.
Allohu Akbar! Masya Allah…. Dulu kan saya memasukkan surat ke sini. Tapi kok saya bisa di panggil. Allahu Akbar! Ternyata Allah yang telah menolong saya melalui pemilik rumah gang 2 tadi. Sungguh, ini adalah karunia besar yang saya terima. Allah telah mengenalkan saya pada Al Hikmah dengan caraNya yang luar biasa yang saya tidak habis pikir bisa seperti itu. Dan waktu terus bergulir sehingga sampai akhirnya saya bisa mengikuti seluruh tes seleksi dan diterima di YLPI Al Hikmah. Subhanallah!
Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih memiliki komitmen yang kuat untuk menjadi bagian dari lemabaga dakwah Al Hikmah tercinta. Semoga saya bisa memberikan karya terbaik bagi Allah SWT melalui Al Hikmah. Amin!
Apapun yang terjadi dalam perjalan hidup saya semuanya adalah kehendak Allah. Dan kehendak Allah itu sudah betul, tidak salah. Yang saya rasakan tidak enak sudah betul menurut Allah. Yang tidak enak juga sudah betul. Ah… hidup saya ini memang serba kebetulan, bukan serba kesalahan. Terima kasih ya Allah! Engkau sudah betul dalam mengatur skenario hidupku. I love You Ya Allah!

Monday, January 14, 2013

TAWAKKAL SAJA (#3 : Sepenggal Kisah Sukses)

Dari sekian banyak surat lamaran yang saya kirim, Alhamdulillah, ada perusahaan yang menghubungi saya untuk mengikuti tes interview. Di sela-sela interview itu saya  menyempatkan solat duhur di masjid Al Akbar Surabaya. Setelah solat saya berjalan di serambi masjid. Melihat lihat informasi. Pada papan pengumuman ada informasi lowongan pekerjaan. Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah mencari beberapa orang guru bidang studi. Melihat persyaratannya kualifikasi saya masuk kecuali “sudah menikah”. Ya sudah saya simpan alamatnya di HP Nokia  3315 saya. Saya pun berfikir “Masak saya jadi guru lagi? Lembaga ini tidak jauh beda dengan lembaga tempat saya mengajar sebelumnya. Boleh jadi gajinya ya segitu gitu saja. Ya sudahlah.
Waktu pun berlalu. Perusahaan yang sempat mewawancarai saya akhirnya menghubungi saya untuk mengikuti training sebagai bagian rangkaian seleksi. Maka ikutlah saya training beberapa hari di kota Batu. Setelah pelatihan usai saya bertanya pada panitia “Kapan kami akan dipekerjakan?”. Panitia menjawab bahwa dalam waktu dekat akan dihubungi lewat telephon. Jika tidak dihubungi berarti peserta tidak lolos.
Merasa kesempatan untuk bekerja semakin kecil, sempat terbersit dalam pikiran saya untuk bekerja sebagai apapun. Jadi office boy pun tidak masalah, asal saya bisa bekerja. Tapi apa ya tidak malu. Sarjana dobel dobel kok jadi office boy. Maka saya buka kembali HP saya. Saya lihat kembali alamat YLPI Al Hikmah. Saat itu waktu pengiriman lamaran sudah tinggal sehari. Maka malam itu saya segera membuat surat lamaran untuk saya kirimkan keesokan harinya.
Gayungsari adalah alamat YLPI Al Hikmah. Merasa saya mengenal daerah itu dan mengingat waktu pengiriman mendekati batas akhir, maka saya tidak mengirimkan lewat kantor pos. Surat itu saya bawa langsung ke alamat surat.
Ya Allah kok sepi begini ya. Mungkin ini rumah ketua yayasannya. Saya ucapkan salam namun tiada jawaban. Karena niat dan tujuan saya memasukkan surat lamaran, maka surat itu tetap harus sampai ke alamat yang ada. Ya sudah saya masukkan saja ke dalam kotak surat yang menempel di pintu gerbang. Masya Allah! Suratnya tidak masuk karena amplopnya ukuran folio. Ya sudah saya letakkan di atasnya saja. Lalu saya pergi meninggalkan tempat itu. Biar sajalah. Semua terserah Allah mau diapakan surat itu. Pokoknya saya pasrah saja.

Friday, January 11, 2013

Surabaya… Aku datang! (#2 : Sepenggal Kisah Sukses)


Dengan berbekal pengalaman pernah tinggal di Surabaya sekitar 5 bulan lamanya, saya mulai menelusuri Surabaya. Setiap Sabtu saya beli Jawa Pos untuk mendapatkan informasi lowongan pekerjaan. Hari Senin biasanya saya isi dengan mengirim surat lamaran pekerjaan.


Sehari-harinya saya lalui dengan kegiatan seperti halnya saya tinggal di desa. Salah satunya solat di masjid. Ternyata sudah menjadi image bahwa sebagian masjid itu keamanannya tidak terjamin. Setelah beberapa kali solat di masjid, Innalillahi….sandal saya hilang. Ya terpaksa saya harus pulang tanpa sandal. Tentu saja solusinya harus membeli sandal baru. Tentu dengan musibah itu tidaklah menyurutkan niat untuk solat lagi di masjid. Setelah beberapa kali solat, Masya Allah…..sandal saya hilang lagi. Ya mau diapakan lagi kalau sudah hilang. Ya beli sandal lagi tentunya. Belum sebulan tinggal di Surabaya sudah kehilangan sandal dua kali. “Mungkin itu pertanda kamu akan sukses” hibur teman saya. Setelah hampir sebulan saya di Surabaya, saya tidak lagi bisa mengirimkan surat lamaran karena sudah tidak ada lagi lowongan yang sesuai dengan pengalaman dan keahlian saya. Oh nasib!



NIAT KUAT TEKAT BULAT (#1 : Sepenggal Kisah Sukses)

“Ibu, Mbah… saya pamit ya. Doakan saya. Saya akan merantau ke Surabaya. Saya tidak akan pulang ke desa ini kalau saya belum berhasil”…. Itulah kata-kata saya pada Ibu dan nenek saya tercinta ketika saya membulatkan tekad untuk mengubah nasib. Dari yang berpenghasilan kecil dan tidak pasti menuju penghasilan besar dan lebih pasti. “Ya nak, kami doakan kamu berhasil”, begitulah doa orang tua yang juga sangat mencintai saya.
            Bismillah! Saya pun berangkat menuju Surabaya. Tiada keraguan dalam benak saya. Tidak menoleh ke belakang lagi. Dengan hanya membawa satu tas berisi pakaian dan alquran, saya percaya diri bahwa saya Insya Allah akan berhasil. Alhamdulillah, akhir cerita ini saya pun sukses dengan pertolongan Allah SWT.  

Thursday, January 10, 2013

BERWUDHU SEBELUM BELAJAR

Bismillahirrahmaanirrahiim. Pengalaman pagi ini sungguh luar biasa. Ketika saya anak anak di kelas "Siapa diantara kalian yang sekarang masih punya wudhu?"... Subhanallah! Ada seorang anak yang datang terlambat mengangkat tangannya. Hanya ada seorang diantara 26. "Kok kamu masih punya wudhu Mas? Apa kamu barusa solat subuh?" "Tidak ustad. Memang saya berwudhu sebelum berangkat sekolah".... Alhamdulilllah. Murid saya yang satu ini semoga senantiasa dirahmati Allah.
Lalu saya lanjutkan motivasi saya.
Anak anak... Apa yang dilakukan teman kalian sungguh sesuatu yang luar biasa. Bukan hanya di sisi ustad tapi juga di sisi Allah SWT. Tahukah kalian bahwa jika kita berwudhu sebelum belajar, maka kita akan ditemani malaikat yang Insya Allah akan membantu kita dalam menambah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu marilah besok kita awali belajar kita dengan senantiasa dalam keadaan suci. Kita berwudhu bukan hanya membersihkan badan tapi juga membersihkan jiwa, membersihkan hati. Karena ilmu itu akan dimasukkan ke dalam hati, maka siapkan hati kalian dalam keadaan bersih dan suci agar ilmu ilmu yang diajarkan para guru bisa masuk ke dalam hati kalian dan menjadi ilmu yang bermanfaat.
Coba perhatikan bagaimana Nabi Muhammad SAW memotivasi kita. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ أَوِ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ،
خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ،
فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ
كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ،
فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيْئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلاَهُ مَعَ الْمَاءِ
أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوْبِ.

“Jika seorang hamba Muslim atau Mukmin berwudhu lalu membasuh wajahnya, akan keluar dari wajahnya setiap dosa yang dilihat dengan kedua matanya bersamaan dengan keluarnya air atau tetesan air yang terakhir. Jika dia membasuh tangannya, akan keluar dari kedua tangannya setiap dosa yang pernah dilakukan oleh kedua tangannya itu bersamaan dengan air atau tetesan air yang terakhir. Jika dia membasuh kedua kakinya, akan keluar setiap dosa yang pernah dilakukan oleh kedua kakinya bersamaan dengan air atau tetesan air yang terakhir, sehingga dia akan keluar dalam keadaan benar-benar bersih dari dosa.” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 224).

Nah Nak..... Berwudhu ya sebelum belajar!

Wednesday, January 9, 2013

MEMBANGUN KARAKTER? PERHATIKAN 3 HAL INI

Inilah kutipan inti ketika secara tiba tiba diminta mengisi ceramah pada acara aqiqoh...
"Para bapak dan Ibu rahimakumulloh... Baik buruknya anak anak kita itu bergantung pada tiga hal yaitu : RUMAH, SEKOLAH, LINGKUNGAN. RUMAH.... Kalau kehidupan di dalam rumah tangga kita baik, Insya Allah anak anak akhlaknya akan baik. Sebaliknya, jika suasana rumah tidak baik, tidak menutup kemungkinan anak anak akhlaknya akan buruk juga. Nauzubillah! Sebenarnya cara mudah untuk mendidik anak anak di rumah adalah dengan memberi teladan atau contoh yang baik kepada putra putri kita. Kalau kepengin anak kita rajin solat ya jangan cuma di suruh saja. Ajak saja anak anak pergi ke musolla. Insya Allah mereka akan menjadi anak anak yang ahli sholat. Amin.
SEKOLAH.... Bapak Ibu yang berbahagia. Memilihkan sekolah buat anak anak jangan asal memilih. Pilihlah sekolah yang disana ditanamkan perilaku yang baik. Yang bisa mendidik, bukan hanya mengajar. Anak anak tidak hanya kepingin pinter tapi juga berakhlakul karimah. Berbudi dan berprestasi. Di Surabaya sudah banyak sekolah dengan basis agama. Sebagian memang biayanya cukup mahal, namun kualitasnya juga seimbang. Ono rego ono rupo, kata orang jawa. Jadi mohon diperhatikan tempat belajar anak anak kita.
Selanjutnya LINGKUNGAN. Bapak dan Ibu yang terhormat. Lingkungan tempat anak anak kita bermain itu sangat punya peran dalam membentuk karakter anak anak. Kita harus benar benar mengawasi anak anak, dengan siapa mereka bermain. Kalau teman sepermainannya suka main game, maka jangan kaget nanti kalau anak anak kita suka mengunjungi tempat video game atau warnet. Kalau teman teman mereka baik baik, Insya Allah anak kita akan ikut ikutan baik....." dst.
Alhamdulillah bisa ceramah!
  

Tuesday, January 8, 2013

ORANG TUA ISTIMEWA

Pagi hari ini saya ada tamu seorang Ibu. Beliau adalah orang tua salah seorang murid saya. Sebut saja namanya Ananda. Yang saya tahu Ananda ini sering di tinggal oleh ayah ibunya karena kesibukan di luar kota. Dalam seminggu mungkin dua hari saja bertemu atau bahkan tidak sama sekali. Secara teori tentu hal ini tidak baik untuk perkembangan Ananda. Namun dugaan seperti tidak berlaku pada Ananda. Ananda ternyat tumbuh menjadi anak yang hebat dalam keluarganya. Adiknya yang masih kelas 2 SD sering diajari ketika belajar di rumah. Bahkan Ananda beberapa kali memasak untuk adiknya dan komentar adiknya pun luar biasa. Enak katanya.
Ternyata orang tua yang satu ini luar biasa. Beliau masih menyempatkan untuk mengawasi dan memperhatikan Ananda dari jauh. Ananda yang di rumah disediakan fasilitas serba ada ternyata tidak serta merta bebas tiada batas. Ananda ternyata bisa memanfaatkan barang barang istimewa seperti internet, HP, Laptop, TV dan lain lain sesuai dengan kegunaannya. Jika ada sesuatu yang tidak baik yang dia lihat di TV atau di dunia maya, maka Ananda langsung mengalihkan ke posisi lain. Saya merasa mendapat inspirasi luar biasa hari ini. Ananda memang hebat!

Monday, January 7, 2013

MURID : MANUSIA YANG SANGAT SAYA CINTAI

Pagi hari ini saya melepas rindu dengan murid murid saya. Sudah dua minggu lamanya saya tidak bertemu mereka. Ah... mereka pasti senang setelah sekian lama menikmati liburannya. Ada yang silaturrahiim ke kakek neneknya yang jauh di sana : Aceh, Jambi, Ternate! Ada juga yang rekreasi ke pulau Bali. Sekembalinya dari menghabiskan liburan sekolah, anak anak tampak tersenyum lebar. Alhamdulillah. Mereka sangat senang! Dan saya pun senang.
Mengawali hari pertama semester genap, saya berterus terang kepada anak anak bahwa kalian sangat saya cintai. Dengan adanya kalian, ada juga saya. Tanpa murid, bagaimanakah saya akan dipanggil "guru"? Ya.... karena itulah saya sangat mencintai murid murid saya. Lagi pula, dengan mengajarkan kebaikan kebaikan kepada para murid, walaupun sederhana, misalnya "jangan kencing sambil berdiri", maka saya sangat berharap kebaikan itu akan terus mereka kerjakan bahkan mereka wariskan. Dengan begitu, langgenglah ilmu ilmu agama yang diajarkan para Nabi dan ulama salafus sholih. Hmmm... Murid muridku, aku sangat mencintaimu!

Friday, January 4, 2013

MENULIS ITU BERPAHALA

Rasanya tidak adil jika saya hanya berbicara di depan kelas. Memerintah para murid saya untuk menulis, membaca atau apa saja. Saya lah justru orang yang pertama kali untuk melakukan sesuatu. Jika saya minta para siswa untuk membuat sebuah karangan, maka sangat wajib bagi saya untuk membuat karangan lalu saya minta para siswa meniru apa yang telah saya kerjakan yaitu menulis. Kalau saya pikir pikir mengapa saya harus rajin menulis, menulis apapun juga, adalah karena harapan semoga tulisan saya dibaca oleh sebanyak banyaknya orang.Lalu dengan itu para pembaca menjadi terispirasi untuk melakukan sebuah kebaikan walaupun kecil. Maka sangat tepat bagi saya untuk menulis dalam sebuah blog lalu saya share ke Facebook dan Twitter. Tentu semua dengan niatan baik, yaitu berniat agar apa yang saya tulis bisa menjadi amal solih di sisi Allah SWT. Semoga saya semakin giat menulis tentang hal hal yang baik. Amin.