Para
pembaca yang budiman! Perhatikan bagaimana Allah menciptakan lidah. Dengan
lidah itu kalian bisa merasakan apa saja. Manis, pahit, asam, getir, hambar dan
lain sebagainya. Pertanyaannya, mengapa kamu bisa membedakan semua rasa itu?
Ketika gula yang kalian makan, manislah rasanya. Ketika asam yang kalian
kunyah, masamlah rasanya. Ketika garam yang ada di lidah, asinlah rasanya.
Mengapa? Jawabannya sederhana saja. Karena kita lidah kalian SEHAT. Coba
misalkan lidah kalian sakit sariawan, selain rasanya sakit dan perih, kalian
juga akan tersiksa karena semua makanan dan minuman yang kalian masukkan ke
mulut menjadi tidak enak.
Ciptaan Allah yang bernama lidah itu
tidak jauh beda dengan yang namanya hati. Hati juga tempat merasakan sesuatu
yang abstrak. Dan apa yang terasa dalam hati itu kita sebut perasaan.
Sama halnya lidah, hati pun bisa
sakit, bisa juga sehat. Hati yang sakit adalah hati yang merasa tersiksa.
Selalu berperasaan tidak nyaman. Bukan hanya karena suasana yang tidak nyaman
bahkan suasana yang indah pun akan terasa tidak nyaman. Itulah hati yang sakit.
Hati yang sakit akan memberi respon
negatif terhadap apa yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan dilakukan oleh anggota tubuhnya. Saat awal
bulan saat penerimaan gaji. Hati yang sakit akan merasa selalu kurang.
Merasakan ketidak adilan. Merasa kurang puas dan sebagainya. Rumah yang indah
dan megah pun akan terasa sempit dan jelek manakala hati sedang sakit. Teman
teman yang dekat pun akan terasa seperti musuh. Kebencian lah yang timbul dalam
hatinya. Merasa iri, cemburu. Apa yang dimiliknya terkadang disombongkannya.
Dan itulah semua sebagian dari penyakit hati.
Sebaliknya hati yang sehat akan
senantiasa damai dengan karunia Allah yang tiada ternilai. Bahkan hati yang
sehat sekali akan dipenuhi rasa sabar atau bahkan bersyukur manakala terjadi
suatu peristiwa yang secara umum tidak enak. Gaji tidak naik tidak protes.
Bahkan bersyukur karena masih mendapat gaji. Bagaimana seandainya kalau sudah
di PHK? Bukankah habis sudah karirnya. Seandainya di PHK pun mungkin masih
disyukuri karena Allah pasti akan menjadikannya lebih baik setelah keluar dari
tempat kerjanya. Itulah hati yang sehat. Penuh rasa sabar dan syukur. Semoga Allah menyehatkan
lidah dan hati kita semua. Amin.
0 komentar:
Post a Comment