Dari sekian banyak surat lamaran yang
saya kirim, Alhamdulillah, ada perusahaan yang menghubungi saya untuk mengikuti
tes interview. Di sela-sela interview itu saya
menyempatkan solat duhur di masjid Al Akbar Surabaya. Setelah solat saya
berjalan di serambi masjid. Melihat lihat informasi. Pada papan pengumuman ada
informasi lowongan pekerjaan. Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah
mencari beberapa orang guru bidang studi. Melihat persyaratannya kualifikasi
saya masuk kecuali “sudah menikah”. Ya sudah saya simpan alamatnya di HP
Nokia 3315 saya. Saya pun berfikir
“Masak saya jadi guru lagi? Lembaga ini tidak jauh beda dengan lembaga tempat
saya mengajar sebelumnya. Boleh jadi gajinya ya segitu gitu saja. Ya sudahlah.
Waktu pun berlalu. Perusahaan yang
sempat mewawancarai saya akhirnya menghubungi saya untuk mengikuti training
sebagai bagian rangkaian seleksi. Maka ikutlah saya training beberapa hari di
kota Batu. Setelah pelatihan usai saya bertanya pada panitia “Kapan kami akan
dipekerjakan?”. Panitia menjawab bahwa dalam waktu dekat akan dihubungi lewat
telephon. Jika tidak dihubungi berarti peserta tidak lolos.
Merasa kesempatan untuk bekerja semakin
kecil, sempat terbersit dalam pikiran saya untuk bekerja sebagai apapun. Jadi
office boy pun tidak masalah, asal saya bisa bekerja. Tapi apa ya tidak malu.
Sarjana dobel dobel kok jadi office boy. Maka saya buka kembali HP saya. Saya
lihat kembali alamat YLPI Al Hikmah. Saat itu waktu pengiriman lamaran sudah
tinggal sehari. Maka malam itu saya segera membuat surat lamaran untuk saya
kirimkan keesokan harinya.
Gayungsari adalah alamat YLPI Al
Hikmah. Merasa saya mengenal daerah itu dan mengingat waktu pengiriman
mendekati batas akhir, maka saya tidak mengirimkan lewat kantor pos. Surat itu
saya bawa langsung ke alamat surat.
Ya Allah kok sepi begini ya. Mungkin
ini rumah ketua yayasannya. Saya ucapkan salam namun tiada jawaban. Karena niat
dan tujuan saya memasukkan surat lamaran, maka surat itu tetap harus sampai ke
alamat yang ada. Ya sudah saya masukkan saja ke dalam kotak surat yang menempel
di pintu gerbang. Masya Allah! Suratnya tidak masuk karena amplopnya ukuran
folio. Ya sudah saya letakkan di atasnya saja. Lalu saya pergi meninggalkan
tempat itu. Biar sajalah. Semua terserah Allah mau diapakan surat itu. Pokoknya
saya pasrah saja.
0 komentar:
Post a Comment