Thursday, January 24, 2013

HIDUP INI ADALAH KARENA KEBETULAN

“Ibu, Mbah… saya pamit ya. Doakan saya. Saya akan merantau ke Surabaya. Saya tidak akan pulang ke desa ini kalau saya belum berhasil”…. Itulah kata-kata saya pada Ibu dan nenek saya tercinta ketika saya membulatkan tekad untuk mengubah nasib. Dari yang berpenghasilan kecil dan tidak pasti menuju penghasilan besar dan lebih pasti. “Ya nak, kami doakan kamu berhasil”, begitulah doa orang tua yang juga sangat mencintai saya.
            Bismillah! Saya pun berangkat menuju Surabaya. Tiada keraguan dalam benak saya. Tidak menoleh ke belakang lagi. Dengan hanya membawa satu tas berisi pakaian dan alquran, saya percaya diri bahwa saya Insya Allah akan berhasil.
Dengan berbekal pengalaman pernah tinggal di Surabaya sekitar 5 bulan lamanya, saya mulai menelusuri Surabaya. Setiap Sabtu saya beli Jawa Pos untuk mendapatkan informasi lowongan pekerjaan. Hari Senin biasanya saya isi dengan mengirim surat lamaran pekerjaan.
Sehari-harinya saya lalui dengan kegiatan seperti halnya saya tinggal di desa. Salah satunya solat di masjid. Ternyata sudah menjadi image bahwa sebagian masjid itu keamanannya tidak terjamin. Setelah beberapa kali solat di masjid, Innalillahi….sandal saya hilang. Ya terpaksa saya harus pulang tanpa sandal. Tentu saja solusinya harus membeli sandal baru. Tentu dengan musibah itu tidaklah menyurutkan niat untuk solat lagi di masjid. Setelah beberapa kali solat, Masya Allah…..sandal saya hilang lagi. Ya mau diapakan lagi kalau sudah hilang. Ya beli sandal lagi tentunya. Belum sebulan tinggal di Surabaya sudah kehilangan sandal dua kali. “Mungkin itu pertanda kamu akan sukses” hibur teman saya. Setelah hampir sebulan saya di Surabaya, saya tidak lagi bisa mengirimkan surat lamaran karena sudah tidak ada lagi lowongan yang sesuai dengan pengalaman dan keahlian saya. Oh nasib!
Dari sekian banyak surat lamaran yang saya kirim, Alhamdulillah, ada perusahaan yang menghubungi saya untuk mengikuti tes interview. Di sela-sela interview itu saya  menyempatkan solat duhur di masjid Al Akbar Surabaya. Setelah solat saya berjalan di serambi masjid. Melihat lihat informasi. Pada papan pengumuman ada informasi lowongan pekerjaan. Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah mencari beberapa orang guru bidang studi. Melihat persyaratannya kualifikasi saya masuk kecuali “sudah menikah”. Ya sudah saya simpan alamatnya di HP Nokia  3315 saya. Saya pun berfikir “Masak saya jadi guru lagi? Lembaga ini tidak jauh beda dengan lembaga tempat saya mengajar sebelumnya. Boleh jadi gajinya ya segitu gitu saja. Ya sudahlah.
Waktu pun berlalu. Perusahaan yang sempat mewawancarai saya akhirnya menghubungi saya untuk mengikuti training sebagai bagian rangkaian seleksi. Maka ikutlah saya training beberapa hari di kota Batu. Setelah pelatihan usai saya bertanya pada panitia “Kapan kami akan dipekerjakan?”. Panitia menjawab bahwa dalam waktu dekat akan dihubungi lewat telephon. Jika tidak dihubungi berarti peserta tidak lolos.
Merasa kesempatan untuk bekerja semakin kecil, sempat terbersit dalam pikiran saya untuk bekerja sebagai apapun. Jadi office boy pun tidak masalah, asal saya bisa bekerja. Tapi apa ya tidak malu. Sarjana dobel dobel kok jadi office boy. Maka saya buka kembali HP saya. Saya lihat kembali alamat YLPI Al Hikmah. Saat itu waktu pengiriman lamaran sudah tinggal sehari. Maka malam itu saya segera membuat surat lamaran untuk saya kirimkan keesokan harinya.
Gayungsari adalah alamat YLPI Al Hikmah. Merasa saya mengenal daerah itu dan mengingat waktu pengiriman mendekati batas akhir, maka saya tidak mengirimkan lewat kantor pos. Surat itu saya bawa langsung ke alamat surat.
Ya Allah kok sepi begini ya. Mungkin ini rumah ketua yayasannya. Saya ucapkan salam namun tiada jawaban. Karena niat dan tujuan saya memasukkan surat lamaran, maka surat itu tetap harus sampai ke alamat yang ada. Ya sudah saya masukkan saja ke dalam kotak surat yang menempel di pintu gerbang. Masya Allah! Suratnya tidak masuk karena amplopnya ukuran folio. Ya sudah saya letakkan di atasnya saja. Lalu saya pergi meninggalkan tempat itu. Biar sajalah. Semua terserah Allah mau diapakan surat itu. Pokoknya saya pasrah saja.
Waktu pun berlalu. Seminggu sudah saya tiada punya kegiatan selain kluyuran tidak jelas. Tiba tiba ada panggilan telephon masuk ke HP saya. “Asalamu alaikum! Ini benar Bapak Eko Agus Widjaja? Ini dari YLPI Al Hikmah. Surat lamaran Bapak sudah masuk ke kami dan memenuhi syarat untuk tes wawancara. Bapak kami minta datang besok pagi di alamat Jalan Gayungsari IV nomer 25. Lokasinya dekat masjid Pak”. Begitulah kira kira suara itu saya dengar. Alhamdulillah ada panggilan.
Keesokan harinya sesuai dengan permintaan, saya mempersiapkan diri kemudian menuju ke lokasi. Dengan sepeda motor pinjaman saya menuju ke alamat dimana saya memasukkan surat dahulu. Setelah merapikan diri di belakang masjid Al Akbar Surabaya, saya langsung meluncur ke Jalan Gayungsari IV nomer 25.
Akhirnya sampailah saya di lokasi saya memasukkan surat. Ternyata rumah itu sepi seperti dahulu. Kok sepi ya? Apa belum dimulai acaranya. Kan ini tepat jam 8. Saya tunggu barang sebentar. Merasa asing dengan suasana sepi itu saya memberanikan diri untuk bertanya kepada seorang tukang becak yang ngetem tidak jauh dari sana. Ketika saya tanya apakah ini benar kantor YLPI Al Hikmah, Jalan Gayungsari IV nomer 25, maka tukang becak itu menjawab bukan. Kalau ini gang 2. Lalu? Mas terus saja ke utara lalu belok kiri. Lurus saja sampai ada masjid. Nah di depan masjid itu kantornya Al Hikmah.
Allohu Akbar! Masya Allah…. Dulu kan saya memasukkan surat ke sini. Tapi kok saya bisa di panggil. Allahu Akbar! Ternyata Allah yang telah menolong saya melalui pemilik rumah gang 2 tadi. Sungguh, ini adalah karunia besar yang saya terima. Allah telah mengenalkan saya pada Al Hikmah dengan caraNya yang luar biasa yang saya tidak habis pikir bisa seperti itu. Dan waktu terus bergulir sehingga sampai akhirnya saya bisa mengikuti seluruh tes seleksi dan diterima di YLPI Al Hikmah. Subhanallah!
Alhamdulillah, sampai saat ini saya masih memiliki komitmen yang kuat untuk menjadi bagian dari lemabaga dakwah Al Hikmah tercinta. Semoga saya bisa memberikan karya terbaik bagi Allah SWT melalui Al Hikmah. Amin!
Apapun yang terjadi dalam perjalan hidup saya semuanya adalah kehendak Allah. Dan kehendak Allah itu sudah betul, tidak salah. Yang saya rasakan tidak enak sudah betul menurut Allah. Yang tidak enak juga sudah betul. Ah… hidup saya ini memang serba kebetulan, bukan serba kesalahan. Terima kasih ya Allah! Engkau sudah betul dalam mengatur skenario hidupku. I love You!

0 komentar: