Monday, January 14, 2013

TAWAKKAL SAJA (#3 : Sepenggal Kisah Sukses)

Dari sekian banyak surat lamaran yang saya kirim, Alhamdulillah, ada perusahaan yang menghubungi saya untuk mengikuti tes interview. Di sela-sela interview itu saya  menyempatkan solat duhur di masjid Al Akbar Surabaya. Setelah solat saya berjalan di serambi masjid. Melihat lihat informasi. Pada papan pengumuman ada informasi lowongan pekerjaan. Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah mencari beberapa orang guru bidang studi. Melihat persyaratannya kualifikasi saya masuk kecuali “sudah menikah”. Ya sudah saya simpan alamatnya di HP Nokia  3315 saya. Saya pun berfikir “Masak saya jadi guru lagi? Lembaga ini tidak jauh beda dengan lembaga tempat saya mengajar sebelumnya. Boleh jadi gajinya ya segitu gitu saja. Ya sudahlah.
Waktu pun berlalu. Perusahaan yang sempat mewawancarai saya akhirnya menghubungi saya untuk mengikuti training sebagai bagian rangkaian seleksi. Maka ikutlah saya training beberapa hari di kota Batu. Setelah pelatihan usai saya bertanya pada panitia “Kapan kami akan dipekerjakan?”. Panitia menjawab bahwa dalam waktu dekat akan dihubungi lewat telephon. Jika tidak dihubungi berarti peserta tidak lolos.
Merasa kesempatan untuk bekerja semakin kecil, sempat terbersit dalam pikiran saya untuk bekerja sebagai apapun. Jadi office boy pun tidak masalah, asal saya bisa bekerja. Tapi apa ya tidak malu. Sarjana dobel dobel kok jadi office boy. Maka saya buka kembali HP saya. Saya lihat kembali alamat YLPI Al Hikmah. Saat itu waktu pengiriman lamaran sudah tinggal sehari. Maka malam itu saya segera membuat surat lamaran untuk saya kirimkan keesokan harinya.
Gayungsari adalah alamat YLPI Al Hikmah. Merasa saya mengenal daerah itu dan mengingat waktu pengiriman mendekati batas akhir, maka saya tidak mengirimkan lewat kantor pos. Surat itu saya bawa langsung ke alamat surat.
Ya Allah kok sepi begini ya. Mungkin ini rumah ketua yayasannya. Saya ucapkan salam namun tiada jawaban. Karena niat dan tujuan saya memasukkan surat lamaran, maka surat itu tetap harus sampai ke alamat yang ada. Ya sudah saya masukkan saja ke dalam kotak surat yang menempel di pintu gerbang. Masya Allah! Suratnya tidak masuk karena amplopnya ukuran folio. Ya sudah saya letakkan di atasnya saja. Lalu saya pergi meninggalkan tempat itu. Biar sajalah. Semua terserah Allah mau diapakan surat itu. Pokoknya saya pasrah saja.

0 komentar: